Selasa, 21 Oktober 2008

LASKAR PELANGI

Saat ini, film laskar pelangi sedang menjadi topic hangat dikalangan remaja maupun hampir seluruh lapisan umur masyarakat Indonesia. Bahkan ibu saya yang hampir berusia 75 tahun, yang di “sandera” kesembilan cucu nya agar “mau” ikut nonton untuk sejenak melepas lelah dan penat seusai lebaran, juga tak habis-habisnya mengagumi dan menyarankan agar saya dan suami menyediakan waktu untuk menonton film tersebut.

Kadang terasa sangat hiperbol penuturan si mami yang menyatakan, selama 75 tahun, belum pernah ia menonton film sebagus itu…. Kami hanya tersenyum simpul dan dengan santainya suamiku berkomentar : mungkin habis papi meninggal 28 tahun yang lalu, mami baru onton kali ya? Sehingga suasana bioskop yang sangat nyaman saat ini mendukung substansi film? Kami hanya terbahak2 sekeluarga melihat semangat mamiku tentang menonton ini….

Namun demikian, kami yakin apa yang diutarakan mami pada umumnya mengandung kebenaran yang tinggi. Akhirnya kita menyempatkan diri untuk menonton film ini. Dan ternyata benar film ini sarat dengan pesan moralitas yang sangat baik, yang dikemas dengan muatan local, yang ternyata sangat di dominasi oleh natural landscape yang sangat baik….saya jadi teringat masa2 sulit di SMP dan SMA, dimana nasehat2 yang diutarakan pa Cik seringkali saya dengar dari mulut ibundaku tecinta ini.

Saya semakin yakin, dengan istilah di Minang yang menyatakan bahwa “mulut ibu itu Batuah”, artinya apa yang terucap dari bibirnya merupakan doa dan banyak mengandung hikmah…

Subhanallah, hikmah lain yang saya dapatkan dari film ini adalah ketika mendapat berkah lain dari film ini yakni kesempatan saya untuk menikmati “the Beautifulness of Belitung Natural Landscape”. Saya sangat mengangumi pantai berbatu yang menjadi tempat bersejarah bagi lintang dan teman2, dimana mereka mendapat julukan Laskar Pelangi oleh sang guru yang sangat mulia dan tulus. Batu2 besar yang tertata secara alamiah dan bertabuiran di pasir pantai yang begitu indah, menggambarkan betapa indahnya natural landscape yang dapat dikembangkan potensi tersebut sebagai salah satu “Objek Daerah Tujuan wisata (ODTW)” berbasis Ekowisata.

Sehingga berbagai duka yang di sisakan oleh PN Timah, mudah2 an dapat terobati oleh upaya peningkatan income generating melalui aspek pengembangan ekowisata dengan pendekatan perencanaan lanskap yang baik tentunya. Mengingat potensi alamiah yang sangat baik tersebut, diharapkan Pemda Belitung dapat segera bangkit dan “Pantang menyerah’ sebagaimana kalimat yang tertera dalam postcard dari Paris pada akhir film ini……

Hidup ini memang perjuangan, maka tentunya tidak ada kamus putus asa, karena kita punya semangat ‘pantang menyerah”…..demikian nasehat dari mamiku yang juga terngiang2 dalam telingaku ketika aku menikmati lagu laskar pelangi pada saat bioskop mulai terang dan air mata di pipiku mulai mongering di malam nan gelap gulita itu…..

Tidak ada komentar: